Senin, 5 Mei 2025 bertempat di KWT Kenanga 1 Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Bandar Lampung Tim Pengabdian Masyarakat Politeknik Negeri Lampung melaksanakan kegiatan pendampingan rekayasa kelembagaan ekonomi produktif secara simultan. Kegiatan ini merupakan bagian dari agenda Kerjasama program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) PT PLN Indonesia Power UPTD Bandar Lampung dengan Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M) Polinela dan Yayasan Surga Tani/emak.id penggiat pengembangan bank sampah di bandar Lampung. Ketua Tim PKM Polinela Fitriani menuturkan bahwa agenda tahun kedua (2024) fokus pada penguatan kelompok sebagai Lembaga ekonomi produktif, setelah sebelumnya pada tahun pertama (2023) dilakukan pendampingan pada penguatan aspek kelembagaan sosial kelompok. Tim PKM berasal dari dosen Prodi Agribisnis Pangan, PS Teknik Sumberdaya Lahan dan Lingkungan (TSL) Polinela, teknisi, dan 4 orang mahasiswa.
Kegiatan pendampingan kelompok pada tahun 2024 meliputi agenda simultan untuk penguatan Lembaga ekonomi produktif berkelanjutan. Sasaran Program adalah KWT Kenanga 1 Kelurahan Kedaung dengan Ketua Ibu Watini. Kegiatan ini juga melakukan benchmarking pemberdayaan ekonomi masyarakat di komunitas pasar Yosomulyo Payungi (https://payungi.org/) Kel. Yosomulyo, Kecamatan Metro Pusat, Kota Metro, dan Pengusaha Buah Naga (penyerbukan dengan lampu listrik) di Kampung Rumbia, Lampung Tengah pada tanggal 12 Agustus 2024.
Penguatan kelembagaan ekonomi produktif dilakukan dengan implementasi paket teknologi mulai dari: (1) teknologi pengelolaan lahan pekarangan berkelanjutan (biopori+composting), (2) pengelolaan lahan pekarangan dengan tanaman sayuran dan buah naga (demplot), (3) pengemasan dan nilai tambah produk (demonstrasi cara), hingga (4) promosi pemasaran digital.
Kegiatan hari ini diawali dengan pemaparan Arlina Phelia, M.T. (Prodi TSL) yang fokus menekankan pentingnya pengelolaan lahan pekarangan berkelanjutan dengan membuat lubang biopori dan kompos dari sampah rumahtangga. Pekarangan sangat berperan dalam membantu menjaga lingkungan, mencegah banjir, dan mengurangi sampah. Biopori adalah lubang kecil di tanah yang dibuat secara vertikal (ke bawah) untuk menyerap air dan membuang sampah organic, menyerap air hujan supaya tidak tergenang, mencegah banjir dan sarang nyamuk, menjadi tempat membuang sampah organik (seperti sisa dapur), dan menghasilkan pupuk alami (kompos). Komposting sendiri merupakan proses alami mendaur ulang bahan organik (daun serasah, dan sisa makanan), menjadi pupuk berharga yang dapat menyuburkan tanah dan tanaman. Lahan pekarangan menjadi semakin produktif karena kualitas tanah yang meningkat, tanah lebih subur untuk menghasilkan produksi aneka tanaman pekarangan yang bernilai ekonomi. Lebih lanjut akan membuat lingkungan lebih sehat, no limbah rumah tangga, dan meningkatkan kualitas hidup rumahtangga.
Gambar 1. Ilustrasi teknologi biopori dan komposting
Gambar 2. Kegiatan pengelolaan lahan pekarangan berkelanjutan (biopori +composting)
Pada kesempatan tema kedua, Dayang Berliana, M.Si (Ko Prodi Agribisnis Pangan) melakukan pemaparan, demontrasi cara pengemasan, dan praktik langung mengemas produk olahan pangan dan produk segar oleh peserta. Pendampingan peningkatan nilai tambah, pengemasan dan pemasaran digital pada Kelompok menjadi entry point penting dalam meningkatkan sumber-sumber pendapatan rumahtangga. Salah satu penyebab produk pangan tidak mampu berdaya saing adalah karena kemasan yang tidak tepat dan memenuhi selera konsumen. Kemasan MENJUAL produk yang dia LINDUNGI. Kemasan dapat melaksanakan program pemasaran. Melalui kemasan identifikasi produk menjadi lebih efektif dan dengan sendirinya mencegah pertukaran oleh produk pesaing. Kemasan merupakan satu-satunya cara perusahaan membedakan produknya. Kemasan memenuhi syarat keamanan dan kemanfaatan. Kemasan melindungi produk dalam perjalanannya dari produsen ke konsumen. Produk-produk yang dikemas biasanya lebih bersih, menarik dan tahan terhadap kerusakan yang disebabkan oleh cuaca.
Gambar 3. Kegiatan pengemasan keripik
Gambar 4. Demontrasi dan praktik pengemasan produk pangan olahan dan produk segar
Digital marketing adalah pemasaran produk maupun jasa yang dilakukan dengan media digital. Tujuan pemasaran digital adalah untuk menjangkau sebanyak-banyaknya target pelanggan secara efisien, personal dan relevan. Pemasaran digital ini memadukan teknik serta pengetahuan dalam psikologi pasar dan teknologi. Strategi digital marketing dapat dilakukan mulai dari eksplorasi Google Bisnisku, WhatsApp Bisnis, Website, Copywriting, SEO (Search Engine Optimization ), SEM (Search Engine Marketing), Social Media Marketing, dan Marketing Tools. Dayang Berliana focus mendampingi peserta untuk secara optimal menggunakan social media (Whatsapp, Instagram, FB) sebagai platform yang user friendly bagi ibu-ibu rumahtangga dalam mengenalkan rintisan awal usaha produktifnya. Tingkat keberhasilan pemasaran digital berdasar pada keaktifan pembaruan konten/isi dan promosi produk/jasa yang ditawarkan (gambar, text, tampilan, kata-kata promosi).
Gambar 5. Foto bersama dengan produk yang berhasil dikemas peserta
Peserta kegiatan mengikuti setiap tahap pendampingan dengan sangat antusias dan interaktif serta berpartisipasi aktif dalam melakukan praktik langsung. Bu Watini menyampaikan manfaat kegiatan dan langsung merencanakan keberlanjutan kegiatan dengan akan membawa hasil panen sayuran hasil demplot pada kegiatan Posyandu pada tanggal 10 Mei 2025. Novi dan Dahlya adalah peserta yang dengan antusias juga akan turut mengemas produk untuk display pada acara Posyandu tersebut. Perguliran geliat semangat untuk menjadi produktif dalam menghasilkan sumber pendapatan baru bagi rumahtangga menunjukkan spirit luar biasa sebagai basis pemberdayaan perempuan. Kegiatan ditutup dengan foto bersama dan makan siang.